TERBITKAN BUKUMU, CATATKAN SEJARAH

Resume oleh Munandar, panggil saja Mas Mund.

Hallo Sahabat Mas Mund? Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT…Aamiin.


Kita hidup di dunia ini tak selamanya, hanya sementara. Maka manfaatkahlah waktu yang ada untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, minimal untuk diri sendiri dan keluarga. Hidup bukan hanya tentang menjalani rutinitas sehari-hari seperti makan, tidur, dan bekerja, tetapi bagaimana kita mampu menginspirasi banyak orang, menjadi provokator kepada kebaikan, dan menjadi motivator bagi mereka yang berada di luar sana untuk terus berkarya. Haruskah menjadi orang yang terkenal dan memiliki jabatan yang tinggi untuk melakukannya? Ternyata tidak. Selama kita memiliki azam, maka hal itu bisa dilakukan.

Menulis

Bagaimana caranya? Salah satunya dengan menulis. Menulis merupakan aktivitas yang dapat dilakukan oleh siapapun, oleh profesi apapun, dan waktu kapanpun. Memang, nampaknya mudah, tetapi untuk menjadi mahir sebagai seorang penulis ternyata membutuhkan proses belajar yang panjang.

Siapa yang tidak kenal dengan Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan yang dikenal pada  masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang (baca sepanjang masa). Melalui karya-karya tulisannya yang komunikatif dan tajam telah menjadi sejarah bagi bangsa Indonesia dan juga dunia. Salah satu karya yang sangat populer adalah buku yang berjudul “Sekolah Taman Siswa”.


Nah, melalui artikel yang pertama kali ini, Mas Mund akan berbagi tentang teknik-teknik dalam menulis buku yang baik agar dapat diterbitkan dan menjadi sejarah, mungkin untuk anak-anak kita, cucu-cucu kita, keluarga, dunia pendidikan, atau bahkan khalayak umum. Artikel ini hasil meresume dari paparan video youtube yang disampaikan oleh seorang penulis, sebut saja “Mba Farrah”, karena memang masih muda. Mas Mund tulis sebagai bagian dari proses belajarnya Mas Mund pada kegiatan ”Belajar Menulis Gelombang ke 6” di grup whatsaap yang di motori oleh Omjay, guru blogger Indonesia.

Penasaran??? Sebelumnya mari simak terlebih dahulu profil lengkap dari narasumber:

Farrah Dina, M.Sc lahir di Jakarta pada tanggal 17 Maret 1980 merupakan founder sekaligus Ketua Yayasan Tangga Edu yang berdiri pada januari 2020. Sebelumnya dia pernah menjabat sebagai Direktur Internal pada Indonesia Heritage Foundation. 

Beberapa prestasi yang pernah diraihnya selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) mampu membuka jalan meraih gelar Master of Science di State University of New York dan mengantarkannya menjadi Perwakilan Indonesia dalam program Global Women in Management di Washington DC pada tahun 2009 sekaligus sebagai Penerima beasiswa dari Kementrian Pendidikan Jepang (Monbukagakusho) untuk program Teacher Training Tahun 2014.

Saat ini, Dia dikenal sebagai pendidik, pelatih guru-guru, sekaligus penulis. Tercatat banyak karya yang tercipta dari goresan pena-nya yang telah dipublikasikan, antara lain:
  • Leveled Books for Early Readers, Reading Comprehension & Character Building. 2019. Makalah yang dipresentasikan pada International Conference Early Childhood Education and Parenting (IC-ECEP). 
  • Buku bergambar untuk pembaca pemula (15 judul buku) dan buku bergambar elektronik (3 judul). 2017-2020. 
  • Developing Reading Comprehension And Character Building Integrated E-Learning Program. 2014. Laporan penelitian yang dipublikasikan oleh Tokyo Gakugei University. 
  • Sekolah Berbahaya untuk Pembentukan Karakter Anak? 2011. Penulisan bersama. 
  • Membentuk Anak Percaya Diri. 2011. Penulisan bersama. 
  • Mencetak Generasi Kreatif. 2011. Penulisan bersama. 
  • Membangun Jiwa Kewirausahaan Melalui Pendidikan Karakter dan Project-based Learning. 2010. Makalah dipresentasikan dalam Kongres Guru Indonesia. 
  • Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan. 2005. Penulisan bersama. 
  • Pendidikan Holistik. 2005. Penulisan bersama. 
  • The Effectiveness of Reading Program in A School (Case Study of Reading Program in Karakter Primary School). 2006. Penelitian untuk program Master. 
Perbedaan Membuat Buku dan Menerbitkan Buku

Pada awal penyampainya, mba Farrah tak lupa menyampaikan salam ke kepada guru-guru istimewa yang sedang belajar menulis dan mengatakan bahwa setiap orang tentunya memiliki passion tersendiri untuk menulis. Tema yang disampaikan adalah “Terbitkan Buku, Catatkan Sejarah” dengan latar belakang bahwa “Membaca buku sama saja dengan mengajak berbicara dengan orang-orang bijak di masal lalu” (Decrates) dan setiap orang pastinya ingin dikenang dalam sejarah dan ingin mencatatkan sebuah sejarah. Oleh sebab itu, salah satu jalannya adalah menulis sebuah buku dan menerbitkannya, sehingga apa yang kita pikiran, apa yang kita ungkapkan, dan perasaan akan terukir abadi hingga sepanjang masa.

Ada perbedaan antara membuat buku dan menerbitkan buku, meskipun keduanya sama-sama bisa dilakukan oleh siapapun. Menerbitkan buku ke penerbit-penerbit besar merupakan akibat dari sebuah karya yang baik, lain halnya dengan membuat buku saja. Jadi menerbitkan buku dijadikan sebagai sebuah tantangan, jangan sebagai tujuan awal menulis.

Banyak cara dan kemudahan untuk menerbitkan buku, tetapi sesungguhnya yang paling penting bagi penulis adalah hadirnya pembaca. Selama karya-karya kita baik, dibutuhkan, dan dapat menjawab permasalahan yang ada saat ini, maka akan sangat mudah untuk diterbitkan. Faktor utamanya adalah bagaimana kita membuat karya, lalu mengasahnya menjadi sebuah intan dan berlian yang bermanfaat buat orang lain.

Berikut ini merupakan jurus jitu yang dilakukan mba Farrah agar menghasilkan tulisan  yang berkualitas dan layak untuk diterbitkan.

Jurus Jitu 4R

1.  Renjana
Renjana itu passion, sesuatu yang sangat menarik, sesuatu yang menjadi pemikiran, atau sesuatu yang jika dilakukan akan terasa mudah, nyaman, dan juga menyenangkan. 

Mulailah menulis sesuatu yang sesuai dengan Renjana kita, misalnya orang yang gemar membaca novel, maka coba tulislah tulisan fiksi sedangkan orang yang gemar melakukan penelitian, maka coba tulislah jenis tulisan non fiksi. Orang-orang yang menyukai dunia anak dapat menuliskan buku anak. Ibu-ibu yang suka kuliner makan, tulislah tentang review makanan.

Dengan menulis sesuai Renjana, kata-kata akan mengalir dengan mudahnya menjadi kalimat, barisan paragraf, dan menjadi tulisan yang berkualitas pula. Karena pada pada dasarnya Renjana adalah sesuatu yang kita sukai, pengalaman pribadi dan aktivitas keseharian.

2.  Rutin
Menulis dan membaca adalah dua aktivitas yang tidak dapat dipisahkan. Maka ketika kita memutuskan untuk rutin menulis, harus rutin membaca pula. Dengan rutin membaca akan banyak unek-unek yang ingin dikeluarkan dalam bentuk tulisan, karena kosakata membaca kecenderungannya berkaitan dengan kosakata menulis. Kosakata dalam membaca berbeda dengan kosakata lisan. Ketika kita mendengar, kita cenderung pada rasa ingin mengungkapkan kembali secara lisan pula.

Usahakan bacalah beberapa jenis genre buku, ataupun bisa juga langsung fokus pada salah satu genre yang akan ditulis dengan genre apa yang dibacanya. Setelah itu, rutinlah untuk menulis. Rumus dari penulis-penulis hebat yang perlu diketahui adalah mereka selalu menyiapkan waktu khusus dan tempat khusus untuk menulis, karena akan ter-frame dalam otaknya ketika kita berada pada tempat itu dan waktu itu saatnya untuk mengeluarkan semua ide-ide dan pemikiran dalam bentuk tulisan.

Untuk yang baru tahapan dalam belajar menulis, sebaiknya jangan terpaku dengan hal itu. Membentuk sebuah rutinitas menulis perlu adanya “predictable place” dan “predictable time”. Jadi menulis itu bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan tentang apa saja.
Misalkan ketika melihat sesuatu yang menarik, melihat sesuatu yang baru, dan saat itu belum memiliki waktu untuk menulis, maka catatlah hal-hal yang unik, kumpulkan bank-bank cerita itu pada aplikasi note yang ada di HP kita. Catatan harus detail, jangan hanya yang tampak secara visual saja, tujuannya agar tak mudah untuk terlupakan oleh kita. Contohnya: perasaan kita melihat sesuatu, peristiwanya seperti apa.

Dengan rutinitas menulis tentunya akan menambah bank-bank kisah, bank-bank tokoh, bank-bank situasi, dan bank-bank skenario. Sehingga kapanpun disaat kita membutuhkannya akan lebih mudah untuk me-recall.

3.  Review
Ini salah satu jurus yang membutuhkan waktu terpanjang dalam menulis dan menerbitkan buku. Tetapi harus diingat, kita tidak boleh terfokus tahapan review. Tuliskan saja semua yang ingin ditulis dalam bentuk draf, jangan terlalu fokus untuk mengedit, dan jangan lihat ulang-ulang nama tokohnya, alurnya, logikanya. Intinya biarkan mengalir begitu saja.
Bagi penulis pemula banyak terjebak disini. Alih-alih ingin menghasilkan tulisan yang mengesankan, berkualitas, dan diterbitkan justru tidak kunjung selesai, karena berulang-ulang review sebelum tulisan selasai dibuat.

Review penting sekali dilakukan karena untuk melihat market kita. Market disini artinya sasaran dari buku yang akan kita tulis. Misalnya kita menulis buku tentang panduan untuk program membaca, yang berisi program untuk para guru yang detail, maka kita perlu review juga dari audience yaitu guru.

4.  Ruang bagi Pembaca
Hal yang sangat penting bagi seorang penulis adalah hadirnya review tulisan dari pembaca. Ruang bagi pembaca artinya bukan kita meminta pembaca untuk memberikan feedback-feedback yang positif, tetapi justru sebaliknya. Feedback-feedback negatif misalnya mintalah masukan tentang apa-apa yang harus diperbaiki, apa yang pembaca tidak suka, apa yang membuat pembaca mengalami kesulitan, dan apa yang tidak menarik. Sehingga berdasarkan informasi-informasi tersebut, kita dapat melakukan perbaikan pada penulisan berikutnya.

Jadikan ruang bagi pembaca terutama yang bersifat masukan sebagai motivasi, bukan sebaliknya justru menghilangkan jati diri penulis.

Kesimpulan:
Untuk menghasilkan sebuah tulisan yang berkualitas dan dapat diterbitkan, maka lakukanlah jurus 4R (Renjana, Rutin, Review, dan Ruang bagi Pembaca), baik secara berurutan maupun tidak, yang terpenting sebagai penulis pemula harus banyak-banyak berlatih menulis agar dapat menemukan passion atau renjana. Selamat menulis, semoga sejarah akan terukir dari peserta “belajar menulis” berupa karya buku.

Sumber: 
















Mas Mund
Mas Mund (Munandar, S.Pd.,Gr) Karir sebagai Guru Matematika 1. SMA N 3 Seulimeum (2011-2012) 2. Lembimjar Neutron Slawi (2014) 3. SMK YTP Tegal (2014-2017) 4. SDN Lahua (2017-sekarang) "Orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan, dan orang yang menunggu akan kalah dengan orang yang melakukan”.
Newer Oldest

Related Posts

14 comments

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter