MOTIVASI MENULIS BUKU “JANGAN TAKUT SALAH DAN JANGAN TAKUT JELEK”

Ditulis oleh Mas Mund

Assalammualaikum wr wb
Hallo sahabat Mas Mund

Salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur kepada Pencipta atas segala limpahan rahmat, karunia, dan juga kenikmatan. 

Rasanya cepat sekali waktu ini berjalan, bagaikan roda mobil yang berputar. Ternyata Hari ini, Jumat 8 Mei 2020 sudah memasuki puasa Ramadhan hari keempat belas. Ketika aktivitas dijalani dengan senang, nyaman, tanpa beban, dan memberikan manfaat maka waktu akan cepat berlalu, kalo sebaliknya waktu akan terasa begitu lama. 

Perkuliahan online pada hari Kamis, 7 Mei 2020 dengan narasumber Bapak Dr. H. Imron Rosidi, M.Pd mengangkat tema “Motivasi Menulis Buku dan Prestasi”. Inilah hasil MENULIS RESUME perkuliahan onlinenya, saya tulis tanpa ada rasa takut salah dan takut jelek….hehehe. SELAMAT MEMBACA!!!

Berikut Profil dari narasumber:
Dr. H. Imron Rosidi, M.Pd Lahir di Surabaya pada tanggal 10 Juni 1966. Saat ini tinggal Kota Pasuruan, Jawa Timur, tepatnya di Jalan Kedondong Raya Blok i-9/16. Selain hobi membaca dan menulis, ternyata Pak Imron juga memiliki hobi beladiri pencak silat.

Latar belakang pendidikannya di perguruan tinggi memang sangat memungkinkan untuk mengembangkan dan berprestasi pada kategori penulisan buku, karya ilmiah, artikel, best practise, dan sejenisnya.

Berikut ini torehan prestasi yang telah diraih oleh Bapak Imron:
  • Juara III Lomba Penulisan Buku tingkat nasional tahun 2004
  • Juara III Lomba Karya Ilmiah Jawa Timur tahun 2005
  • Juara II tingkat Nasional Lomba Keberhasilan Guru tahun 2006
  • Terpilih sebagai peserta pertukaran tokoh masyarakat Indonesia-Amerika 2006
  • Juara II Lomba Penulisan Buku tingkat nasional tahun 2009
  • Penulis artikel terbaik versi majalah Media Jatim tahun 2010 dan 2011
  • Juara I Guru Prestasi Tingkat nasional tahun 2011
  • Juara I Guru Prestasi tingkat Jatim tahun 2011
  • Terpilih menjadi peserta kunjungan ke Australia tahun 2013
  • Juara Lomba Best Practice Tingkat Nasional tahun 2014
  • Juara 1 Menulis Legenda Pasuruan 2016
  • Instruktur Nasional Kepala Sekolah Kurikulum 2013 Tahun 2015
  • Narasumber untuk Instruktur Nasional Kurikulum 2013 untuk guru
  • Narasumber penulisan buku tingkat nasional
  • Narasumber penyusunan PKB Guru dan KS
  • Penulis buku pelajaran, buku pendidikan dan buku umum dari penerbit UM Press, Kanisius, Sidogiri Press, dll.
  • Penulis artikel populer dalam majalah Media Jatim dan Radar Bromo serta artikel ilmiah pada beberapa Jurnal.
  • Juri Lomba Guru Prestasi Tingkat Jawa Timur selama 4 tahun
  • Koordinator penilaian DUPAK Guru dan KS tingkat Jawa Timur
Seperti biasa perkuliahan dibuka oleh Omjay dengan mengucapkan salam kepada bapak ibu peserta dan menegaskan kembali bahwa sebagai narasumber adalah Bapak Dr. H. Imron Rosidi. Durasi perkuliahan selama 2 jam penuh yang dimulai pukul 13.00 WIB dan berakhir pukul 15.00 WIB. Tak lelah Omjay untuk mengingatkan bahwa setiap akhir sesi ada tugas untuk meresume. Tulisan juga dipublish pada blog masing-masing. 

Pada pukul 13.06 WIB Omjay memberikan waktu kepada narasumber untuk berbagi pengetahuan tentang “Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi”. Sapaan yang begitu hangat dari seorang pendidik bergelar Doktor, “Selamat siang Bapak Ibu guru Hebat”, tandasnya. Kemudian mengajak Bapak Ibu guru untuk memotivasi diri menjadi penulis dan guru yang visioner, yaitu guru yang memiliki pandangan atau wawasan di masa yang akan datang, memiliki strategi yang tepat, dapat membaca potensi dan menyinergikannya, serta dapat memotivasi.

Menulis sebenarnya dapat dilakukan oleh siapapun dengan kata lain tidak ada orang yang tidak bisa menulis buku. Mengapa demikian? Menulis itu hanya tentang bagaimana kita mengungkapkan gagasan, pikiran, dan juga perasaan ke dalam bentuk tulisan. Jadi kita tentu bisa melakukan aktivitas menulis.

Antara “Berbicara dan Menulis”

Berbicara dengan Menulis bukanlah dua hal yang bersebrangan, bisa saling mendukung. Namun nampaknya aktivitas berbicara lebih mudah untuk dilakukan. Misalnya ketika kita berjumpa dengan sahabat yang sudah lama tidak bertemu secara langsung, disitu aktivitas berbicara tidak bisa dihindari lagi. Banyak pilihan topik yang dibicarakan, dari yang mulai ringan-ringan tentang kabar, pasangan, karir, atau bahkan curhatan masalah pribadi. 

Lalu bagaimana dengan menulis? banyak orang mengatakannya sulit, kecuali mereka yang sudah terbiasa. Menurut Pak Imron, antara berbicara memiliki kesamaan yaitu sama-sama mengungkapan gagasan, pikiran, dan perasaan.

Gerakan “Satu Tahun Satu Buku”
Kita semua bisa memotivasi diri dengan gerakan “satu tahun satu buku” sampai pada tahap penerbitan. Sudah banyak sekali penulis-penulis buku dengan background yang heterogen, ada dari santri pondok pesantren, mahasiswa, dan tak terkecuali guru. Contoh nyata saja beberapa karya santri Bapak Imron di Pondok Pesantren Sidogiri dan Salafiyah yaitu buku berjudul: Santri Bejo Menantu Kyai, Di Atas Garis Bidadari, dan Santri Gaul.

Bagaimana dengan Bapak & Ibu Guru?
Seorang guru tidak menulis karena 2 sebab yaitu:
1. Belum menemukan alasan mengapa harus menulis
    Sebenarnya banyak sekali jawaban pada point ini, diantara:
  • Identitas diri
  • Uang/ royalti
  • Popularitas
  • Keterpaksaan (tugas)
  • Berbagi inspirasi
  • Menyuarakan kebenaran
  • Sebarkan ilmu
2. Tidak atau belum tahu bagaimana cara menulis
Seorang penulis pemula cukup memiliki 4 syarat ini, yaitu:
a. Mau


Kita sebagai guru yang memang memiliki latar belakang pendidikan yang mendukung harus memiliki kemauan dan berkomiten untuk menulis. Cobalah cari gagasan-gagasan dan pemikiran yang menarik sebagai materi tulisan kita. Jika ada kemauan pasti akan ada jalan, ada hasil, ada peningkatan.


b. Tekun


Dilakukan secara terus-menerus untuk melatih kemampuan karena menulis merupakan keterampilan, jadi bukan hanya teori menulis saja yang dipelajari. Contohnya saja untuk menjadi pemain sepak bola yang profesional, latihannya setiap hari bisa sampai berulang-ulang. Demikian juga untuk menjadi seorang penulis yang handal, harus tekun untuk berlatih menulis. Misalkan targetkan setiap hari minimal satu artikel yang di publish ke blog. Ingatlah “Proses yang baik tidak akan pernah menghianati hasil”.

c. Nekad


Jangan takut salah, jangan juga takut jelek sebab orang-orang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa. Milikilah prinsip “menulisklah dengan jelek”. Yakinlah bahwa kita juga bisa menulis.


d. Baca


Layaknya pemain sepak bola maupun atlet lainnya, seorang penulis juga butuh asupan vitamin, salah-satunya dengan membaca. Bacalah buku-buku tentang teori menulis, hal-hal yang berhubungan dengan menulis, buku-buku yang sesuai dengan passion kita. Dengan semakin banyak membaca maka kita akan banyak mendapatkan kosakata-kosakata baru, segi kedalaman konten dan bahasapun semakin meningkat. Semakin kaya literasi, maka akan menghasilkan karya tulisan-tulisan yang berkualitas.

Pada akhir sesi perkuliahan Pak Imron sedikit berbagai pengalamannya sebelum menjadi penulis yang hebat. Awalnya hanya menulis Lembar Kerja Siswa (LKS) yang biasa di gunakan oleh siswa di sekolah. Sekali cetak dalam ribuan eksemplar, sehingga royalti yang didapatkannya pun relatif banyak. Disitu Pak Imron mendapakan pengamalan dan suntikan motivasi untuk terus berkarya. 

Dari LKS, kemudian terjun ke buku-buku yang sifarnya umum. Pernah juga karyanya ikut dilombakan pada tingkat nasional dan menyabet 2 kali juara nasional pada kategori lomba penulisan buku. Sekarang ini, beliau sedang fokus untuk menulis buku perkuliahan dan buku umum.

Kesimpulan:

Aktivitas menulis bisa dilakukan oleh siapapun, yang terpenting kita harus komitmen untuk menulis (mau), tekun untuk berlatih karena menulis adalah keterampilan, NEKAT dalam artian jangan takut salah ketika menulis, jangan merasa nanti tulisannya jelek (PEDE saja), dan yang terakhir banyak-banyaklah untuk membaca (don’t write if you don’t read). 

GURU MULIA KARENA KARYA, KARENA KARYA GURU MULIA

SELAMAT BERKARYA!!!

Materi lain dari Bapak Imron:



Mas Mund
Mas Mund (Munandar, S.Pd.,Gr) Karir sebagai Guru Matematika 1. SMA N 3 Seulimeum (2011-2012) 2. Lembimjar Neutron Slawi (2014) 3. SMK YTP Tegal (2014-2017) 4. SDN Lahua (2017-sekarang) "Orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan, dan orang yang menunggu akan kalah dengan orang yang melakukan”.

Related Posts

12 comments

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter